PULAU PENYU BERNAMA GILI MENO
Gili Meno adalah salah satu di antara tiga pulau kecil yang ada di Kabupaten Lombok Utara. Gili Meno ini berada di antara dua pulau yang mengapitnya. Dilihat dari segi ukuran, Gili Meno merupakan yang terkecil dari ketiga pulau lainnya. Saya sudah pernah ke Gili Trawangan tapi tidak pernah ke Gili Meno.
Transportasi ke Gili Meno bisa dari pelabuhan Bangsal atau dari Gili Trawangan. Banyak wisatawan-wisatawan biasanya ke Gili Trawangan. Dari Gili Trawangan itulah nanti kita bisa ikut tour ke Gili Meno atau Gili Air.
Sebetulnya Gili Meno tak hanya dikunjungi menggunakan perahu. Bahkan juga dikunjungi oleh kapal-kapal pesiar yang ingin ke Gili Meno. Karena di Gili Meno bisa dibilang tidak memiliki pelabuhan. Memang Kebanyakan gili-gili yang ada di lombok tidak memiliki pelabuhan. Jadi yang menggunakan kapal pesiar tidak bisa merapat ke Gili Meno.
Transportasi disini hanya ada dua. Yaitu sepeda dan cidomo. Sayang untuk sepeda-sepeda tidak untuk disewakan. “sepeda-sepeda ini dikhususkan bagi para tamu, jadi sepeda-sepeda disediakan oleh pihak penginapan”, ujar salah seorang warga sini. Nah untuk cidomo. Tarif cidomo untuk berkeliling pulau ini 170.000 rupiah. Saat anda datang ke Gili Meno ini, maka anda akan langsung disambut dengan jernihnya air laut. Saking jernihnya anda bisa melihat dasar lautnya. tidak hanya itu, gazebo-gazebo (orang sini menyebutnya Berunggak) di sepanjang sisi pantainya akan menyambut anda.
Gazebo itu membuat pantai Gili Meno ini terasa lebih indah. Di Gazebo inilah, para wisatawan bisa menikmati hidangan-hidangan khas Café masing-masing.
Dari Café ini lah kita langsung berhadapan dengan Pantainya yang begitu putih dan bersih. Anda pun bisa duduk di bawah pohon cemara sambil menikmati pantainya. Indah kawan. Di Gili Meno ini lebih banyak wisatawan manca negara daripada pribumi.
Ada wisatawan yang sedang Sunbathing, Sandbathing dan Snorkling. Suasananya pun tidak terlalu ramai dan tidak terlalu sepi. Jadi recommended lah bagi yang ingin berbulan madu di sini seperti liburan di pantai pribadi. Sambil duduk di bawah pepohonan yang langsung menghadap ke pantai. Di pinggir pantainya banyak pohon cemara yang rindang. Juga ada pepohonan yang dahannya menjorok ke laut. kita bisa istirahat di bawah pepohonan sambil melihat deburan ombak yang kadang-kadang airnya bisa menyentuh tempat kami yang sedang duduk di bawah pohon.
Di Gili Meno tidak hanya menyajikan indahnya pantai. Tidak jauh dari “pelabuhan itu, kami menjumpai penangkaran penyu laut. di kawasan penetasan telur penyu yang dipelihara oleh kementerian perikanan dan kelautan tersebut. Di kawasan penetasan telur penyu, saya melihat kolam-kolam kecil yang berisi penyu anakan.
Kolamnya dibagi 4 dengan ukuran 1 x 1 meter. Warna penyunya pun agak aneh. Warnanya kemerah-kemerahan. Tiap kolam berisi belasan anakan ekor penyu. Saya tidak melihat telor-telor penyu untuk dijadikan anakan. Saat itu hanya ada anak kecil sehingga saya mengurungkan niat untuk bertanya lebih banyak.
Di Gili Meno bagian selatan, Pasir pantainya tidak sehalus yang di tengah, pasirnya agak kasar dan berbatu. Ombaknya pun lebih besar daripada yang ombak bagian tengah, karena masih suasana bulan purnama, sehingga ombak-ombaknya besar. Selain itu, pantai di bagian selatan tidak terhalang oleh gili Air. Di bagian selatan ini juga menjadi lokasi surfing. Jika masih ingin menikmati Gili Meno dengan sisi lain. Maka coba lah berjalan ke dalam pulaunya anda akan disuguhi hal lain. jika tadi Kami langsung disuguhi oleh indahnya suasana pantai, sekarang kami disuguhi oleh suasana pedesaan yang masih asri. Jalan setapak yang belum beraspal. Ditemani oleh burung-burung gereja yang beterbangan kesana kemari.
Tidak hanya itu suasana pedesaan yang asri ini juga dilengkapi Taman Burung yang ada di dalam suasana perkampungan. Tidak begitu luas tapi begitu asri. Taman Burung “Gili Meno Bird Park” namanya. saya memang tidak berencana masuk, saya hanya melihat suasana taman burungnya. Menyusuri jalan perkampungan kadang berpapasan dengan turis yang berjalan kaki atau naik cidomo. Karena kami tidak tau lokasi apa aja yang ada disini. Kami pun bertanya kepada warga tempat wisata yang lain.
“Terus aja lewat jalan ini, di sana ada Danau Air Laut”, katanya. Air danaunya asin sehingga danau ini sering digunakan warga untuk memproduksi garam laut dan lokasi menyelam “Di sana juga banyak untuk area menyelam. Banyak turis-turis yang menyelam di sana”, kata ibu-ibu yang duduk menjaga tokonya.
Kami pun melanjutkan perjalanan menyusuri perkampungan. Ada petunjuk ke arah “divine Divers”. Saya pun menyusurinya. Ternyata disini Banyak pohon-pohon yang ditempeli “divine divers”.
Sepertinya petunjuk ke arah lokasi menyelam ini dilakukan oleh turis-turis. Penunjuk arah itu seakan menunjukkan bahwa di pulau ini ada lokasi yang bagus untuk diving dan snorkling. Dalam perjalanan menuju divine divers itu, akan banyak dijumpai beberapa sapi yang dilepas bebas di bawah pohon-pohon kelapa, menjumpai pembangkit listrik tenaga surya. Di pulau ini saya benar-benar kembali ke alam. Disini Tidak akan dijumpai kendaraan bermotor. Hanya ada sepeda dan cidomo. untuk kebutuhan listrik di sini menggunakan pembangkit listrik tenaga matahari yang menggunakan energi alam juga.
Tidak lama kami pun sudah tiba di danau air asin, Danau Garam. Jika bagian sisi timur pulau ini, kami di suguhi indahnya pantai dengan pasir putihnya, maka di sisi barat, Kami disuguhi suasana danau dan keindahan baharinya. Kita juga akan disuguhi suasana pedesaan saat menyusuri jalan menuju pulau bagian barat ini. Di pantai bagian barat ini anda tidak hanya keindahan taman baharinya tapi anda juga bisa menyaksikan forest sunset yaitu sunset di antara hutan-hutan bakau. Dari pantai barat ini, kita bisa juga melihat gili Trawangan dari dekat.
Nah bagi para diver, di bagian barat pulau ini banyak menyuguhkan keindahan-keindahan taman laut. Di area “divine divers” ini ada Meno Wall, dan Scuba Diving, dan Turtle Point. jadi bagi yang suka snorkling dan diving silahkan pergi ke bagian barat pulau ini. jika beruntung anda akan melihat Penyu-penyu yang berenang di laut di lokasi Turtle Point ini.
Tips selama di Gili Meno :
- Untuk Penginapan rata-rata di pinggir pantai antara 400.000 – 700.000 rupiah, tapi bagi yang ingin backpakeran, anda hanya membayar 50.000 rupiah per malam di “Backpacker Dorm”.
- Jika Anda ingin penginapan yang asri dengan bertaman Rindangnya pohon kelapa, dan anda bisa melihat pantai dari balik kamar anda, silahkan datang ke “Villa Nautilus”.
- Sebaiknya datang pada bulan-bulan oktober ke atas, karena bulan-bulan itu banyak wisatawan manca negara pada saat summer.
- Sebaiknya sih menginap di pulau ini agar bisa menyaksikan sunrise di bagian timur dan sunset–forest sunsetsekaligus di pulau ini
Sumber:
https://caderabdul.wordpress.com/2013/07/18/pulau-penyu-bernama-gili-meno/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar